Keterampilan dasar berbahasa yang dimiliki sejak lahir oleh seorang manusia adalah menyimak.
Keterampilan dasar menyimak akan menjadikan seseorang pintar, cerdas, pengingat, dan berakhlak baik. Seorang anak kecil yang masih berusia dua bulan akan merespon nada-nada lagu yang ia dengar dengan menggou=yangkan tangan dan kakinya. Segala sesuatu yang didengarnya akan tersimpan di dalam memori otaknya.Lihatlah anak-anak, semakin sering mendengar sesuatu maka akan bertambah kosa katanya . Kata-kata yang tidak baik terdengar akan diucapkannya lagi saat bicara. Kata-kata yang disebutkan dengan tidak lugas akan membuat logikanya sedikit kacau.
Di rumah sang ibu berbicara degan
mengatakan hal sebagai berikut: minum itu mimi, makan itu maem,
susu itu cucu. Dan kata-kata lainnya diucapkan secara cadel.
Di sekolah adanya hanya minum, makan
dan susu.
Kenapa harus mengatakan meja nakal
ketika terantuk meja kakinya, kenapa tangan bagus untuk tangan kanan, kenapa mengatakan,nanti
disuntik, kalau menangis.
Kata-kata yang berbeda membuat
seorang anak mundur beberapa waktu untuk melanjutkan perkembangannya.
Ungkapan-ungkapan tidak logis membuat
anak sulit berpikir logis. Bahkan kemudian membuat anak mnejadi penakut ketika berobat
dan bertemu dokter karena takut disuntik, memandang selalu benda-benda atau
orang lain lah yang salah bila dirinya terjatuh atau tersakiti, dan juga dia sulit
membedakan kanan dan kiri karena tertanam tangan baik, bukan tangan kanan.
Bahasa ibu seharusnya bahasa yang
akan mengantarkannya seorang anak menjadi seorang yang pandai bertutur. Semua
yang disimaknya sejak lahir seharusnya menjadi seorang yang memiliki kosa kata
yang cukup saat mulai bisa berbicara.
Kadang tercengang ketika seorang anak
dapat berbicara dengan fasih. Padahal seharusnya seperti itu.
Bukan menangis ketika kemauannya
tidak diikuti atau bukan kata-kata-kata menakutinya ketika melarang sesuatu
yang diinginkannya.
Masih mau membuat anak bingung, masih
mau membuat logika berfikir anak terhambat. Mari sudahi!
Mulailah mengajar dengan benar.
Kata-kata yang tepat penggunaanya, serta sikap yang baik ketika menggunakannya.
Mari mulai mengajarkan keterampilan
dasar berbahasa berupa menyimak terutama di kelas-kelas rendah.
Dikte atau imla adalah salah satu
caranya dan ampuh luar biasa.
Selain itu ajarkan pula cara menyimak
kepada siswa dan siapkan bahannya dengan baik.
Menyimak bukan menyuruh anak membaca!
Menyimak adalah meminta anak mendengarkan.
Sebelum mengajarkannya, mari kita
pelajari terlebih dahulu caranya dan praktikkan dalam keseharian.
Guru adalah seorang yang digugu dan ditiru. Gurunya menyimak dengan baik maka siswanya menjadi penyimak yang baik.
Maksud pun tersampaikan dan
tertangkap dengan baik pula.
Betapa indahnya mengajarkan
keterampilan menyimak setelah kita menguasainya terlebih dahulu.
Menyimak suara hati agar esok selalu
menjadi lebih baik.
Agar esok bisa kembali bersua untuk
mengasak keterampilan yang lainnya.
Selamat berkarya dan menjadikan
kemampuan yang Allah berikan berguna untuk hidup dan kehidupan.
#miladakilsiroj
0 Komentar